Barbie Kumalasari & Kegandrungan Kita Menghakimi


Sejak kasus ikan asin merebak, Barbie Kumalasari menjadi salah satu news maker paling hits di dunia hiburan. Istri Galih Ginanjar itu mendadak menjadi topik perbincangan di mana-mana, mulai dari program talkshow, pemberitaan infotainment, konten Youtuber, hingga akhirnya menjadi obyek perbincangan yang intens di dunia maya. 

Artis yang dikenal karena aktingnya sebagai Ijah dalam sebuah sinetron itu pun kerap jadi trending topik di media sosial dan memuncaki video viral di channel Youtube. Tak pelak, Barbie menjadi incaran para pewarta dunia hiburan karena pemberitaan tentang dirinya menjamin rating dan share program. 

Semua sisi kehidupan Barbie, baik positif maupun negatif terungkap secara terang benderang. Tapi di balik semua upaya publikasi itu, tersirat keraguan akan segala pengakuan yang keluar dari mulut Barbie Kumalasari. 


Sebagai contoh, ketika Barbie mengaku punya latar belakang pendidikan hukum dan menjalani profesi sebagai lawyer, media berbondong-bondong menelusuri fakta hingga ke kampus tempat kumala meraih gelar sarjana hukum. Mereka seolah tidak percaya kalau Kumala pernah mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Tapi faktanya, Barbie memang pernah mengenyam pendidikan di universitas dan berhasil meraih gelar sarjana di bidang hukum. 

Terungkapnya fakta tentang latar belakang pendidikan Barbie, toh tidak serta merta menghapus perasaan sangsi dalam benak publik. Satu demi satu pengakuannya ditelusuri kebenarannya. Sasaran berikutnya adalah toko perhiasan emas dan berlian yang selama ini menjadi salah satu sumber pendapatan Kumala. 

Seolah tidak percaya, media pun mendatangi ladang bisnis Kumala itu. Ada dua misi yang hendak dicapai yakni, membuktikan keberadaan toko yang disebut Kumala sekaligus membuktikan keaslian perhiasan yg dijualnya.

Tetapi sekali lagi, semua upaya pembuktian itu justru menemui fakta yang semakin mempertegas pengakuan Kumala. Fakta yang ditemukan sejalan dengan pengakuan wanita kelahiran Jogjakarta 24 September 1982 itu. Soal barang dagangannya asli atau tidak, toh semua masih bisa diperdebatkan. 

Uniknya, semakin tinggi hasrat menelanjangi Kumala lewat penelusuran ke wilayah privasinya, semakin kuat pula fakta dan kebenaran terkait pengakuan Kumala. 

Kumala pun terus unjuk diri tanpa berusaha meladeni sikap sinis siapa pun terhadapnya.  Ia mengaku sedang membranding dirinya sebagai sosok entertainer. Referensinya adalah komedian Tukul Arwana, yang menjadikan seluruh dirinya sebagai paket hiburan. Dan terbukti, Tukul sukses menjadi hits karena ia mampu menciptakan hiburan bagi khalayak. 

Seperti Tukul, Kumala berani menampilkan diri sebagai obyek tawa pemirsa. Tapi dengan jalan seperti itu dia mampu menghipnotis para penonton untuk terus menantikan kehadirannya. Ia tidak perduli mereka menyindir dan menertawakannya, karena justru itulah output yang secara tidak sengaja diinginkan Kumala. 

Kumala misalnya tidak menghiraukan sikap pesimis dan nyinyiran terkait pengakuannya pernah tinggal di Amerika. Ia tidak perduli ketika banyak orang-orang menertawakan kemampuan berbahasa inggrisnya yang konon tidak merepresentasikan kemampuan berbahasa seseorang yang pernah tinggal di Amerika. 

Tapi lagi-lagi dengan itu Kumala kembali menjadi daya tarik bagi para produser program televisi. Undangan menjadi bintang tamu di sejumlah program talkshow terus membanjirinya. Dan Kumala menikmati semua sebagai bagian dari rejeki hidup yang diberikan kepadanya.  

Marketing pribadi Kumala sukses besar. Produsen program televisi dan iklan berebut mengakukan tawaran kepadanya. Tak pelak order job terus mengalir, dan bayaran juga ikut naik. Untuk sekali tampil di acara talkshow saja Kumala membandrol kehadirannya dengan harga minimal 10 juta rupiah. 

Selain honor sebagai bintang tamu, Kumala juga meraup rupiah dari pekerjaan menjadi bintang iklan. Untuk membintangi iklan sebuah produk, Kumala meneken kontrak dengan nilai minimal 100 juta rupiah. Selama Bulan September lalu, ia mendapat tawaran membintangi 5 iklan. 

Semua capaian materi ini seolah menjadi jawaban atas sindiran dan nyinyiran tentang Kumala yang 'dihakimi' sebagai artis penuh sensasi tapi miskin prestasi. Capaian yang sama juga menjungkirbalikan anggapan bahwa Kumala adalah artis kere dan tidak punya pendapatan apa-apa. 

Keraguan tentang kemampuan ekonomi sang artis pun ikut diamplifikasi oleh sejumlah akun media sosial, yang diantaranya diketahui milik selebriti dan orang ternama. Ada semacam keterkejutan diantara mereka karena menganggap Kumala sebagai pribadi tanpa prestasi. 

Pembuktian semakin nyata ketika Presenter Uya Kuya mencoba menantang Kumala dengan membuat taruhan dengan dengan sosok yang sangat telaten menjaga penampilan dirinya. Uya menantang Kumala membongkar isi ATM-nya dengan catatan jika jumlahnya sampai 3 milyar rupiah, maka Uya siap diberi hukuman. Sebaliknya, hukuman akan diberikan kepada Kumala, jika ternyata isi ia punya tabungannya tidak mencapai 3 milyar rupiah. 

Faktanya Kumala memang memiliki tabungam sebanyak itu dan bahkan lebih dari tiga miliyar yang disimpan di beberapa ATM. 

Begitulah, Kumala seperti mengalami blessing in disguise, berkah di tengah bencana. Ia dilimpahi rejeki di saat Galih Ginanjar, suaminya, mendekam di dalam penjara. Tapi Kumala tidak sedang menari di atas penderitaan sang suami, seperti selalu diumbar para netizen, juga sebagian pemberitaan media hiburan. 

Padahal, Kumala hanya melakukan apa yang bisa dilakukannya. Selebihnya, ia percaya semua yang kini diraihnya, sudah diatur oleh Tuhan. 

Dan kita, masihkah gandrung menghakiminya? 
















Comments

Popular posts from this blog

Ogah Tanggapi Nikita Mirzani, Elza Syarief Antusias Bicara Maleena

Memahami Nikita Mirzani

Vanessa Angel: Sekedar Sensasi Atau Mencari Jati Diri?